Berteman dengan siapapun adalah keinginanku. namun aku tak tahu kalau ternyata berteman dapat menimbulkan perasaan yang mungkin tak pernah kuketahui. berawal dari sekedar teman, saling bercanda tawa, hingga saling bercerita dan pemberian perhatian yang menurutku aku tak pernah mendapatkannya dari siapapun yang merupakan lawan jenisku. meski mereka berkata bahwa dia berbeda dan dia mempunyai suatu perasaan yang menurutku aneh itu. dia begitu baik, perhatian, dan menyenangkan. namun aku tahu aku tak boleh membiarkannya karna ada seseorang yang lebih mengaguminya dibanding aku yang hanya menganggapnya teman.
ketika aku sedang asik bercengkrama dengannya, dia sungguh berbeda dan memang benar-benar berbeda dari biasanya, dan aku pun mulai bertanya-tanya pada diriku sendiri, ada apa ini, apa yang terjadi padanya. dan aku juga tak bisa menjawabnya karena dia memang sungguh berbeda. diakhir keanehannya dia menyatakan perasaan yang menurutku aneh itu, meski itu bukan pertama kalinya kudapatkan dari lawan jenisku, tapi entah kenapa aku merasa senang, tak seperti sebelumnya yang tidak merasakan apa-apa atau bisa dibilang datar. dan tanpa kusadari aku seperti terhanyut olehnya dan ikut dalam permainannya, dan aku melupakan seseorang yang mengaguminya itu, Ya Allah aku akan sangat menyakiti seseorang itu, tapi kenapa aku tidak melepasnya juga, hanya berkata akan melepasnya untuk seseorang itu.
dengan keadaan ini, tak seorangpun bahagia, senang, dan bahkan menyetujui. aku tak tau pastinya kenapa, tapi menurutku mereka yang mengenal seseorang itu sangat membenciku karena keputusanku ini, aku sangat dikucilkan meskipun perlahan demi perlahan dengan perjuangan cemoohan caci maki bahkan gunjingan dari mereka-mereka kerap mengisi telingaku, akhirnya mereka dapat menerima kenyataan bahwa aku dan dia sekarang bukan hanya sekedar teman atau teman dekat, melainkan lebih.
Ya Allah, maafkanlah sikap, keputusan dan pilihan ini. sungguh ini memang benar-benar aneh, aku mulai merasakan perasaan aneh itu yang mana membuatku tak berfikir dengan logika lagi, semua kuikuti berdasarkan perasaanku saja. salahkah sikap dan perlakuanku ini? aku hanya mencoba mengikuti perasaanku untuk membahagiakan perasaannya. tapi kenapa aku masih saja merasa seperti dikucilkan oleh mereka semua?
seandainya dia tahu, mereka memperlakukan aku seperti itu apa yang akan dia lakukan? bahkan hingga detik ini dia tak pernah mengetahui itu semua. tapi biarlah, biarlah dia tidak mengetahui bagaimana dulu aku harus menahan malu dan tetap memasang wajah bahagia di depan dia agar tak membuatnya khawatir. karena memang tak seharusnya dia tahu, ini keputusanku dan ini resiko yang harus kutanggung tanpa harus melibatkan dia.
tak tahu kenapa, sungguh tak kumengerti semakin lama aku semakin tak ingin berpisah dan terus mempertahankannya. kata orang inilah namanya perasaan aneh itu yang mana perasaan aneh itu sudah semakin larut dalam diriku. Ya Allah, aku tak tahu bagaimana mengendalikan perasaan ini, aku tak pernah ingin membuatnya marah kecewa sedih sehingga kerap kali aku selalu meminta maaf baik kesalahan sikap maupun sifatku yang tidak dia sukai maupun yang dia sukai karena aku takut kehilangannya.
aneh. satu kata itu yang selalu muncul dalam fikiranku. kenapa aku bisa memiliki perasaan aneh yang sedalam itu padanya, ini pertama kalinya bagiku aku mengorbankan perasaanku, harga diriku demi membuat dia tak marah dan tak malu yaitu dengan dikucilkan oleh mereka. aku juga tak tahu kenapa aku tak ingin dia mengetahui hal ini, mungkin terlintas jawaban agar ku tak malu didepannya, namun tidak, ternyata aku melakukan itu agar hubungan dia dengan mereka tetap baik-baik saja.
cukup lama aku bersama dengannya, dengan berbagai cerita yang menurutku ada yang sama dengan cerita orang lain, namun ada yang berbeda juga, karena aku ingin mempunyai cerita yang orang lain tak punya. tapi aku juga punya batas kesabaran yang membuatku harus rela dan ikhlas melepasnya dan perlahan menganggap bahwa mungkin dia belum dapat menjadi jodohku. dua tahun. bukan waktu yang sebentar untukku memahami lawan jenisku, dengan berbagai usaha aku mencoba untuk tetap tegar dan berfikir bahwa mungkin ini yang terbaik.
jujur, hingga detik ini perasaan aneh itu memang masih ada, namun aku takut bila ditanya masihkah ku ingin bersamanya, karena aku tak berani merasakan suka duka itu dulu. mungkin lebih baik aku memikirkan bagaimana cara membuatku kedua orang tuaku bangga padaku daripada harus terus memikirkannya meskipun terkadang terfikir olehku. aku tak merasa rugi bahkan bodoh karena terus memikirkannya, karena menurutku itu hal yang wajar, karena sekarang aku tahu bahwa ternyata perasaan aneh itu adalah suka, cinta, dan sayang yang pertama kali kurasakan terhadap lawan jenisku yaitu Dia.
06 November 1993
Medan, 23 July 2012
05:30 AM
Sesungguhnya Semua sudah menjadi jalan hidup yang ditentukan oleh Allah :)